FokusFakta.com – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo bersama sang istri, Siti Atikoh menjenguk relawannya yang menjadi korban pengeroyokan oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, Ganjar menyesalkan terjadinya insiden kekerasan itu.
Ganjar dan sang istri tiba RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023) pukul 21.13 WIB dan langsung memasuki ruang rawat korban.
Eks Gubernur Jawa Tengah itu menjenguk dua korban yang dirawat di lokasi itu. Ia sempat berbincang sejenak dengan kedua korban dan keluarganya.
Berdasarkan keterangan resmi dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Siti Atikoh sampai menangis haru melihat relawan yang hanya bisa terbaring di ranjang. Ia disebut tidak bisa menahan sedih saat mendengar langsung cerita relawan yang menjadi korban kekerasan tersebut.
Ganjar juga melihat sejumlah luka yang dialami para korban. Dia pun sempat bertanya kepada pihak rumah sakit terkait cara makan korban usai dikeroyok.
“Ini makannya gimana? Masih bisa kan yah,” ujar Ganjar.
Ganjar kemudian menyampaikan kepada pihak keluarga tidak perlu khawatir atas peristiwa tersebut. Sebab pihaknya akan membantu.
“Pokoknya ndak usah khawatir yo, kalau ada apa-apa kabarin ini,” katanya.
Sebelumnya, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, melaporkan seorang sukarelawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan oknum TNI, pada Sabtu kemarin.
“Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat,” kata Todung di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu.
Todung menyebutkan seorang meninggal dunia berasal dari Klaten dan meninggal di rumah sakit.
“Yang meninggal dunia ini adalah sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas dari pendukung pasangan calon lain,” ujarnya.
Empat korban yang mengalami luka-luka akibat penganiayaan oleh oknum TNI di pos TNI setempat. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.
“Kalau itu benar, kami ingin Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini,” katanya.