Bandung ,Jawa Barat,Fokusfakta.com — Aktivitas mencurigakan kendaraan bermuatan BBM subsidi jenis Pertalite diduga marak terjadi di SPBU 34.403.17 Jalan Raya Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sejumlah kendaraan seperti motor grandong dan mobil modifikasi berjenis “helikopter” tampak hilir mudik keluar-masuk SPBU tanpa pengawasan ketat dari pihak pengelola. Kondisi ini menimbulkan dugaan adanya pembiaran dan lemahnya pengawasan di lapangan.
Saat dikonfirmasi, pengawas SPBU setempat bernama Enang mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas kendaraan tersebut.
“Saya mengawasi di lingkungan SPBU ini, Pak. Untuk kendaraan yang keluar masuk, baik roda dua (grandong) maupun roda empat (helikopter), saya tidak tahu. Saya baru tiga bulan jadi pengawas di sini, dan harus mengurus banyak hal mulai dari penerimaan BBM, absensi karyawan, sampai setoran penjualan,” ujarnya kepada tim media.
Kelemahan pengawasan tersebut membuat para pelaku diduga mafia BBM subsidi leluasa mengantre dan mengisi Pertalite dalam jumlah besar. Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang kendaraan yang didominasi oleh kendaraan modifikasi pengangkut BBM subsidi.
Enang mengaku akan melakukan evaluasi internal.
“Kami akan menerapkan aturan yang lebih ketat dan meningkatkan pengawasan terhadap kendaraan yang mengisi BBM,” katanya.
Sementra itu, salah satu pelaku ilegal yang bernama Jajang diwawancarai tim media. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat setempat.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Polsek setempat,” tuturnya.
Namun, pernyataan itu dibantah oleh pihak Polsek Pangalengan. Ketika dikonfirmasi, salah satu perwira yang mewakili Kanit Reskrim menegaskan bahwa tidak ada kerja sama semacam itu.
“Itu hanya alibi pelaku untuk membela diri. Kami pastikan tidak benar. Justru kami berterima kasih kepada rekan media yang telah membantu kami dalam pengawasan dan penegakan hukum,” ungkapnya.
Kondisi ini menegaskan pentingnya pengawasan ketat di setiap SPBU agar distribusi BBM bersubsidi benar-benar tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh oknum yang mencari keuntungan pribadi.
Red/Tim/ap



















